Cinta yang dipaksa putus karena berbeda harta benda, dan agamakah yang paling menyesakkan? Masih bukan.
Cinta yang menjadi dingin karena penyakit, aniaya, atau bosankah yang paling menyiksa? Juga bukan.
Atau, cinta yang terpisahkan samudra, lembah, dan gunung-gemunung yang paling pilu? Bukan juga.
Bagaimanapun pedih dilalui kedua sejoli dalam empat keadaan itu mereka masih dapat saling mencinta atau saling membenci.
Namun, yang paling pedih adalah cinta yang tak peduli. Karena itu, seorang filsuf yang siang malam merenungkan seni mencinta telah menulis love me or hate me, but spare me with your indifference, maksudnya kurang lebih: cintai aku atau sekalian benci aku, asal jangan abaikan aku.
-Andrea Hirata-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar