Rabu, 16 November 2011

Renungan hidup


RENUNGAN HIDUP
Aku sering berfikir… untuk apa aku hidup?
Mulai dari sebuah sekolah yang menanamkan disiplin dan kehidupan bermasyarakat. Begitu banyak masa kecil yang tersita untuk belajar …. Akhirnya mendapat gelar ….
Aku menambah antrian pencari kerja Lowongan… lowongan… lowongan…. YAP! Ini dia... Setelah beragam tes, masuk dalam daftar karyawan
Merintis karir dan profesionalisme Tenggelam dalam tumpukan kerja Mabuk, gila kerja, stresssss…. Tapi karirku menanjak dan aku menuai banyak UANG!
Waktu berlalu ... Ada target baru di sana... Bertemu belahan jiwa Arungi bahtera menuju mawaddah wa rahmah Mendapat amanah ... Ini dia, generasi penerus yang diidamkan Allaahu Akbar… kapan bisa tidur? (Jam dua belas malam niih…)
Mendaki tangga hidup bermasyarakat Memanfaatkan waktu sebaik mungkin... Akulah BINTANG; dimanapun aku berada Dan aku benar-benar menjadi KAYA RAYA….. Tapi rasanya waktu terlalu singkat... … untuk memenangkan arena secara sempurna
UGH! Mereka mengatakan aku tidak berarti... Rasanya hampir gila … hancur…. Tulalit…tulalit… tak seorangpun menemaniku Aku sudah menjadi sampah. Waktu berjalan begitu lambat...
Gelap… semua berkabut Seperti mengejar ketololan Semua menyingkir Semua menjadi musuh... Tinggal menunggu waktu Ketika saat yang dijanjikan itu tiba
Dari semua renungan ini, aku mendapat IDE...
Aku akan hidup dengan enjoy karena hidup adalah bekal menuju akhirat Aku mencintai semua orang Banyak mendengar dengan tulus Memanfaatkan waktu sebaik mungkin dalam persahabatan Mungkin juga banyak bertualang TIDAK… tentu saja aku tidak boleh terlena dengan musik jahiliyah
Rekreasi... Masak yang paling enak... Berteman dengan penuh kehangatan... Menambah porsi kasih sayang Berkirim dan menerima surat Selalu mencari win-win solution
Sebenarnya aku agak gamang, tapi aku yakin aku bisa “ Katakan apa saja, aku akan tetap mencintai anda semua” Aku akan membersihkan dunia dari hasad dan najis-najis batin Menjadikan semua orang saling berbagi Waktu tak akan mampu menghentikanku untuk berdakwah & beribadah Bahkan sekalipun aku telah pergi...
Ya Rabbi… dengan jiwa yang penuh noda kami kembali, hanya ampunan dan rahmat-Mu yang dapat menyelamatkan kami….

Selasa, 08 November 2011

Visiting…



Sewaktu menjenguk seseorang di rumah sakit, banyak sekali yang mengatakan, “Bagaimana rasanya hari ini?”


Betapa konyolnya ucapan itu! Tentu saja keadaan mereka buruk, kalau tidak pastilah mereka tidak berada di rumah sakit kan?


Lagi pula, kata-kata klise tersebut membuat pasien menjadi tertekan mentalnya. Mereka tentu merasa kurang sopan kalau mereka membuat penjenguk menjadi sedih dengan berkata yang sebenarnya mengenai keadaan mereka yang payah. Bagaimana mereka bisa mengecewakan seseorang yang telah susah payah datang mengunjungi mereka di rumah sakit dengan menjawab bahwa mereka kesakitan, payah, seperti seonggok karung bekas? Oleh karena itu, mereka terpaksa berbohong, berkata,


Saya sudah baikan hari iniĆ¢€�, dengan perasaan bersalah bahwa mereka tidak berbuat apa-apa untuk cepat sembuh. Begitulah, begitu banyak pengunjung rumah sakit yang justru membuat pasien merasa lebih sakit!


Seorang teman dari Australia dalam keadaan sekarat akibat menderita kanker parah di sebuah rumah sakit di Perth. Saya mengenalnya sudah beberapa tahun dan cukup sering menjenguknya. Suatu hari dia menelpon saya di rumah, meminta agar saya mengunjunginya hari itu juga, karena dia merasa waktunya sudah dekat. Saya menghentikan segala aktifitas saya dan segera meminta seseorang mengantarkan saya ke rumah sakit di Perth yang berjarak tujuh puluh kilometer. Sewaktu lapor di resepsi rumah sakit tersebut, suster jaga mengatakan bahwa si teman tersebut memberi intruksi agar tidak seorangpun diijinkan menjenguknya.


Tapi saya sudah datang begitu jauh khusus untuk menjenguknya,saya berkata kalem.


“Maaf”�, kata sang suster, “Dia tidak ingin menerima segala pengunjung dan kita harus menghormatinya.”


“Tidak mungkin,”� protes saya, “Dia telah menelpon saya sekitar satu setengah jam yang lalu dan meminta saya datang.”


Suster tua itu memandang saya dan meminta saya untuk mengikutinya. Kami berhenti di depan kamar dia dan si suster menunjuk sebuah kertas yang diplester di pintunya: “TIDAK MENERIMA PENGUNJUNG!”


“Lihat!”� kata si suster.


Begitu saya memeriksa kertas tersebut, saya membaca kata-kata lain, ditulis dengan huruf-huruf yang lebih kecil di bawahnya: “kecuali Ajahn Brahm”�


Akhirnya saya boleh masuk.


Saat saya bertanya kepada teman saya, mengapa dia menaruh kertas pengumuman tersebut dengan perkecualian, dia menjelaskan bahwa setiap kali teman dan kerabat datang mengunjunginya, mereka sangat sedih dan tertekan menyaksikan keadaan dan kondisinya yang parah dan itu membuat perasaannya menjadi lebih buruk. Kena kanker sudah cukup jelek dan saya tidak ingin menambahnya dengan berhadapan dengan segala problem mental penjenguknya lagi.


Kemudian dia berkata bahwa cuma saya satu-satunya teman yang memperlakukannya sebagai seorang pribadi, bukan sebagai seseorang yang sekarat; teman yang tidak sedih melihatnya semakin hari semakin kurus dan loyo, malahan menceritakan lelucon-lelucon dan membuatnya tertawa. Saat itu saya menghiburnya dengan lelucon-lelucon, sementara dia mengajarkan saya bagaimana menolong seorang teman yang sedang menghadapi kematian. Saya belajar darinya bahwa saat menjenguk seseorang di rumah sakit, berbicaralah kepada pribadinya dan biarkan penyakitnya menjadi urusan dan pembicaraan dokter serta suster saja.

Dia meninggal kurang dari dua hari setelah kunjungan saya.

LISTENING



Pagi ini aku berlutut di tempat tidurku bertekad ingin mendengarkan perkataan Tuhan mengenai aku dan hari-hariku. Kutarik napas dalam-dalam dan menundukkan kepalaku ke dalam seprei wol. Seprei itu sangat lembut dan aku berencana untuk tidur siang nanti. Apabila aku bergegas, aku dapat menyelesaikan kewajibanku - membersihkan kamar mandiku pastilah prioritas utamaku. Aku berharap adik laki-lakiku tidak meninggalkan semua yang dipakainya di meja. Kakak perempuanku menggunakan semua tempat yang tidak digunakan adikku, lalu mereka mengharapkan aku untuk ….


TUNGGU!!! Aku seharusnya mendengarkan Tuhan!


Aku mencoba lagi. Apa yah yang mereka katakan tadi malam di gereja? Hanya dengan membiarkan apapun yang Yesus ucapkan membersihkankan seluruh pikiranku. Bukan berupa suara keras, tetapi hanya bisikan dalam pikiran. Tetapi bagaimana aku memutuskan apa yang adalah pikiranku dan yang mana yang merupakan suara Yesus? OK, OK… kosongkan pikiran dan rasakan apa yang datang kepadaku.


Apa yang aku datang kemudian adalah percakapan yang baru saja kulakukan dengan ibuku. Situasi dimana kelihatannyanya sudah tidak ada harapan. Kami mulai mengira-ngira apakah semuanya seperti yang terlihat (tidak ada harapan) terhadap orang yang kami cintai. Tapi kami tidak cukup tahu harus melakukan apa tentang hal itu. “Tuhan”, aku berbisik, keheningan tiba-tiba terkuak, “Kau mengetahui dia dan Kau juga mengetahui kami lebih dari siapapun. Tolonglah tunjukkan padaku apa yang harus kulakukan; jadikanlah aku seperti apa yang Kau inginkan dalam persoalan ini.”


Kembali ke mendengarkan. Aku teringat apa yang terjadi kepadaku beberapa waktu lalu saat aku mendengarkan : yaitu apabila pikiranku kacau dan tidak berfokus pada Yesus, itu adalah pertanda bahwa Dia tidak menjadi yang terutama pada saat itu, bahwa aku membiarkan hal-hal lain - bahkan hal-hal yang tidak penting, seperti rencana untuk tidur siang - telah menjadi prioritas yang mengesampingkan hubunganku denganNya.


Aku menutup mataku dan berpikir tentang begitu banyaknya hal yang telah dilakukanNya kepadaku, tentang apa yang dikatakanNya kepadaku belakangan ini dan betapa inginnya aku untuk hidup berubah untukNya dan membiarkanNya berkuasa penuh atas hidupku. Melalui pikiran-pikiran yang terfokus ini, aku mendengarkan bisikanNya dan mengetahui bahwa diatas bayangan keraguan, Tuhan berada disampingku, tersenyum padaku, mencintaiku.


Aku menyadari bahkan aku - yang suka mengalihkan perhatian, mementingkan diri sendiri dan tidak pantas - dapat memainkan peranan dalam dramaNya melalui apa yang dikatakanNya sebagaimana yang aku dengar.

Lord and Me

Lord and Me


I’ve walked alone for a long time

only looking down on the roads

one day He shown to me at a corner of my ways

He was pointing the way for me

who had no idea of the right path to go

and He led me to the way holding my hand

The first time of walking with hom was so joyful

that I walked with delight


The way, however, was very long

It was very tiring and my feet hurt

Others seemed to walk easily and fast


I looked upon Him

I asked Him to carry me by himself, but??

He just walked without saving anything holding my hand.


I saw many beautiful things beside my road

though He shook His head

I tried more and more to become free of His hand


Escaping from Him , I saw Him getting farther behind me

I tried not to turn back to see

and as time goes by, my memory faded away

I had many people who idulged me and rode speed cars


but the day become darkened

the bright lights turned off one by one

those which made me pleasant were getting stopped

My feet were so weakened

It was very hard to walk alone

I turned my head up


He was reaching his hands to me silently at the back side of me

just as he was at first time


I’m walking the old way once again

There would many hills ahead of that way

There might be many things that can turn my eyes unto

but I will not take His hand away any more


Because as I know that my hands are bound with Him tightly

who is walking with me

WINNER & LOSER


A Winner is always a part of an answer.

A Loser is always a part of a problem. A Winner has a program.

A Loser has an excuse.A Winner says: Let me do it for you!

A Loser says: Its not my responsibility!

A Winner sees an answer in every problem.A Loser sees a problem in every answer.

A Winner says: Let’s find out the answer!

A Loser says: Nobody knows the answer!

A Winner says: It’s hard, but it’s possible to do.

A Loser says: It’s possible, but hard to do.

A Winner faces every problem and solves it.

A Loser evades every problem and never solves it.

May You Always Feel Loved



May you find serenity and tranquility in a world you may not always understand.


May the pain you have known and the conflict you have experienced give you the strength to walk through life facing each new situation with optimism and courage.


Always know that there are those whose love and understanding will always be there, even when you feel most alone.


May you discover enough goodness in others to believe in a world of peace.


May a kind word, a reassuring touch, a warm smile be yours every day of your life, and may you give these gifts as well as receive them.


Remember the sunshine when the storm seems unending.


Teach love to those who know hate, and let that love embrace you as you go into the world.


May the teaching of those you admire become part of you, so that you may call upon them.


Remember, those whose lives you have touched and who have touched yours are always a part of you, even if the encounters were less than you would have wished.


May you not become too concerned with material matters, but instead place immeasurable value on the goodness in your heart.


Find time in each day to see the beauty and love in the world around you.


Realize that each person has limitless abilities, but each of us is different in our own way.


What you may feel you lack in one regard may be more than compensated for in another.


What you feel you lack in the present may become one of your strengths in the future.


May you see your future as one filled with promise and possibility.


Learn to view everything as a worthwhile experience.


May you find enough inner strength to determine your own worth by yourself, and not be dependent on an other’s judgments of your accomplishments.


May you always feel loved.

Barang Milikku Yang Paling Berharga Adalah Kamu

Aku sangat menyukai ucapan mama : “Barang milikku yg paling berharga adalah kamu!” Ucapan yang sangat menyejukkan hati. dan sampai sekarang aku masih mengingatnya…
Papa dan mama menikah karena dijodohkan orang tua, demikianlah yg dialami para muda-mudi dizaman itu, tapi hal ini sudah umum, tapi dizaman sekarang peristiwa itu sudah jarang terjadi, kebanyakan adalah hasil pilihan sendiri. Tapi mama sangat mencintai papa, demikian juga dg papa dan tampak selalu mesra, akur bagaikan pasangan cinta sejoli. Sangat sulit dibayangkan bahwa pernikahan mereka pernah diterjang badai! Badai itu nyaris memisahkan mereka. hanya karena emosi sesaat saja!
Papa dan mama bekerja diinstansi yg sama, oleh karena itu setiap hari berangkat dan pulang bersama. Suatu hari mereka kerja lembur, mengadakan stock opname digudang, hingga pukul 2.00 dinihari dan baru pulang kerumah.
Papa sangat letih dan lapar, sampai dirumah tidak ada makanan maupun minuman yg siap disaji. Papa yg lapar minta mama untuk menyiapkan makanan dan minuman. Beberapa hari belakangan ini emosi mama memang tidak stabil, ditambah lagi dg adanya lembur, badan dan pikiran sungguh melelahkan, sehigga dg kondisi yg labil itu, mama spontan menjawab dg nada keras, ” mau makan dan minum, memangnya tidak bisa masak sendiri? Apa tidak punya tangan dan kaki lagi, ya?”
Karena papa juga terlalu capek, dan langsung menjawab dg acuh tak acuh, “kamu ini isteriku, memasak adalah sudah menjadi kewajibanmu!”
Mama langsung merespon, “tengah malam begini mau masak apa? Sudah lewat waktunya makan, orang laki seharusnya lebih kuat dari pada perempuan!”
Mendengar itu, marahlah papa, beliau langsung berteriak dg emosi, “kamu salah makan obat apa kemarin? Mau sengaja cari ribut,ya? Istri memasak untuk suami adalah wajar, kenapa harus tergantung pada waktu? Kamu tidak senang, ya? Kalau tidak senang, kamu pergi saja sekarang dari rumah ini!!!”
Mama tidak menyangka akan menerima reaksi yg begitu keras. Setelah terdiam sesaat, mama kemudian berkata sambil menitikkan air mata, “kamu ingin aku pergi……..aku akan pergi sekarang!” Mama segera kembali kekamar untuk mengemasi barang2nya.
Melihat mama masuk kamar dan berkemas- kemas, papa berkata kepada mama yg membelakanginya, “bagus! Pergi sana! Ambil semua barang2mu dan jangan kembali lagi!”
Beberapa saat kemudian suasana menjadi sunyi senyap, tak ada kata2 kebencian lagi yg muncul, menit demi menit berlalu, tapi mama tetap tak kunjung keluar dari kamar. Merasakan keanehan itu, papa kemudian menyusul masuk kamar dan melihat mama sedang duduk diranjang penuh dengan linangan air mata. Sambil menatap koper kulit besar yg masih tergeletak diatas ranjang. Melihat papa datang, dg ter- isak2 mama berkata, “duduklah diatas koper kulit itu, supaya aku boleh mengenang masa2 perpisahan kita yg terakhir.”
Merasa aneh, maka dengan sendu papa akhirnya tidak tahan juga untuk tidak bertanya, ” “untuk apa?”
Sambil menangis dg ter-putus2 mama berkata, “emas dan perak aku tidak memilikinya,” tapi milikku yang paling berharga adalah kamu!” Kamu dan anak2ku, aku tidak memiliki apapun….”
Meskipun kejadian itu telah lewat lama sekali, tapi aku masih mengingatnya terus sampai sekarang. Apalagi ketika mama mengucapkan kata2 terakhir itu, papa merasa sangat tergoncang, sejak malam itu, papa telah diubah dan telah menjadi sangat hormat dan sayang kepada mama. Menggandeng tangan anak2, merangkul mama serta senantiasa saling berpelukan. Kelak aku juga bercita- cita ingin mendapatkan pasangan yg seperti papa.
Kehidupan apapun yg kita jalani ini, itu tidaklah penting; tapi yg terpenting adalah bagaimana sikap kita dalam menghadapi hidup ini, terutama disaat-saat badai itu muncul.”

Kini Kutahu

kini kutahu
mustahil buat seseorang mencintai kita, yang dapat ialah membuat diri kita layak dicintai, selebihnya terserah mereka

kini kutahu
betapapun aku telah peduli, ada saja orang yang tak peduli balik

kini kutahu
bisa bertahun-tahun membangun kepercayaan, dan sedetik merusakkannya

kini kutahu
yang penting bukan memiliki apa dalam hidup ini, namun siapa

kini kutahu
paling lima belas menit berlagak ramah, sesudahnya, hal lain saja

kini kutahu
bukan soal bagaimana berbuat yang terbaik dicapai orang, namun apa yang paling dapat kita kerjakan

kini kutahu
yang penting bukan apa yang terjadi pada orang, namun apa kemudian yang dilakukannya

kini kutahu
apa yang dapat kita lakukan dalam sedetik, dapat membawa nestapa petaka seumur hidup

kini kutahu
betapapun tipis kita mengiris, selalu ada dua muka terhasil

kini kutahu
betapa lamanya untuk menjadi seseorang, yang kuidamkan

kini kutahu
betapa jauh lebih mudah asal menanggapi, daripada berpikir jernih jitu

kini kutahu
harus selalu ucapkan kata kasih sebelum berpisah, karena mungkin itu terakhir jumpa dengannya

kini kutahu
betapa lamanya kita dapat tahan sesuatu, yang semula kita pikir tak mampu

kini kutahu
kita harus pertanggungjawabkan apa yang kita lakukan, betapapun yang kita rasakan

kini kutahu
kita mengendalikan sikap tindak, atau sikap tindak itu mengendalikan kita

kini kutahu
betapa semula hubungan panas keras, dapat saja berubah menjadi teduh lunak,
dan buah-buahnya jauh lebih baik

kini kutahu
pahlawan itu orang yang mengerjakan sesuatu yang harus dilakukan, tak peduli apapun konsekuensinya saat itu

kini kutahu
belajar memberi sesuatu itu, menuntut latihan disiplin diri

kini kutahu
betapa ada saja orang yang sangat mengasihi kita, tetapi tak tahu cara menunjukkannya

kini kutahu
uang itu selalu menipu dan gagal, untuk menjaga martabat sejati

kini kutahu
dengan sahabatlah kita, sanggup mengerjakan segala sesuatu atau tak sesuatupun,
dan merupakan saat yang indah

kini kutahu
orang yang mungkin kita anggap akan menendang kita saat kita jatuh, justru yang dapat membantu kita bertegak

kini kutahu
saat kita marah, kita merasa berhak marah, tetapi bukan hak untuk menjadi jahat

kini kutahu
persahabatan dapat terus bertumbuh makin dalam, sebagaimana juga kasih sejati

kini kutahu
seseorang yang tak mencintai kita seperti kita harap, bukan berarti tak menyayangi dengan segala yang dia miliki

kini kutahu
kedewasaan dan kebijakan itu gayut pengalaman dan pelajaran yang terpetik, daripada sekadar berapa kali sudah berulangtahun

kini kutahu
jangan mencela dan remehkan mimpi dan angan anak-anak, bila mereka percayai kata-kata kita, dapat nantinya menjadi bencana

kini kutahu
keluarga itu tak selalu disamping kita, bahkan yang bukan keluarga justru memelihara, mengasihi dan mengajar menghadapi dunia luas, keluarga itu bukan semata biologis

kini kutahu
betapa baikpun kawan, suatu ketika akan menyakiti, maka harus selalu siap memberi maaf kepadanya dan siapapun

kini kutahu
tidak cukup hanya dimaafkan oleh orang lain, diri kita sendiripun terkadang perlu dapat memaafkan kita

kini kutahu
betapa parah pun luka dan patah hati kita, dunia akan terus berputar tanpa mesti melirikmu

kini kutahu
latarbelakang dan lingkungan dapat mempengaruhi diri, namun kita sendiri bertanggungjawab akan menjadi bagaimana

kini kutahu
kala sesama kawan bertarung, kita harus ada di satu pihak, betapapun kita merasa tidak enak melakukannya

kini kutahu
orang bertengkar tak mesti karena saling benci, dan tiada pertengkaran bukan berarti ada kasih

kini kutahu
terkadang kita perlu mengedepankan orangnya terlebih dulu, daripada menyimaki kelakuannya

kini kutahu
kita tak harus berganti kawan, walau kita tahu kawan itu dapat berubah

kini kutahu
tak harus kita mati-matian mengejar suatu rahasia, bila hal itu dapat mengubah dan merusak kehidupan selamanya

kini kutahu
dua orang dapat melihat dua hal yang tepat sama, namun dengan pengertian yang sangat berlawanan

kini kutahu
betapapun kita menjaga anak-anak agar tak terluka, tetap saja mereka terluka, dan kita dapat ikut terluka

kini kutahu
ada begitu banyak jalaran jatuh dan terperangkap cinta

kini kutahu
betapapun akibatnya, orang yang jujur dengan dirinya, akan melangkah dan memperoleh lebih dalam hidup ini

kini kutahu
berapa banyak pun teman kaumiliki, betapa kau adalah tiang pancang mereka, kau akan tetap merasa sepi dan hilang, saat kau paling sangat perlukan mereka

kini kutahu
hidup kita dapat diubahkan dalam hitungan jam, oleh orang yang bahkan tak mengenal kita

kini kutahu
biarpun kaupikir tiada lagi dapat kaubantukan pada kawan yang memerlukan, kau pasti masih punya kekuatan untuk menolong

kini kutahu
membaca dan menulis, sebagaimana bicara, dapat mengurangi sesaknya rasa hati

kini kutahu
paradigma hidup kita, bukan satu-satunya pembatas anugerah yang kita terima

kini kutahu
bahwa pengakuan dan ungkapan hati saja, bukan sesuatu yang merendahkan harkat manusia

kini kutahu
bahwa orang yang paling kita kasihi, justru diambil dari kita terlampau cepat

kini kutahu
dalam makna apapun kata “cinta” itu, akan lenyap maknanya bila dipakai berlebihan

kini kutahu
betapa sukarnya menarik pemisah, antara sikap ramah dan tak menyakiti hati orang, dengan tampil menyatakan pemikiran serta keyakinan

Bagikanlah kata-kata bijak ini kedalam budi hatimu dan kawan-kawan, karena ukuran praxis pekerti ultimat adalah kemanusiaan, kita ada- bersama, di dunia ini.

Jadilah Diri Sendiri

Aku adalah seorang yang sangat menggunakan ‘hati’. Boleh dibilang sangat berperasaan. Kalau terjadi sesuatu yang mengganggu hati ini,aku terlalu sering meluapkannya dalam tangisan. Aneh, suatu kebiasaan yang tidak pernah berubah, meski kadang ingin sekali aku ubah.
Aku ingin menjadi seperti kakakku. Dia sangat tegar. Apapun yang mengganggu hati, jarang sekali masuk ke dalam hati, melainkan hanya menyentuh pikirannya. Ingin sekali ku seperti itu, tidak gampang tersakiti.
Sepertinya, cukup banyak pula seseorang yang ingin menjadi seperti pribadi yang lainnya.
‘aduh, pingin ya kayak Tom Cruise, cakep banget and badannya bagus’
‘aduh, pingin ya kayak Bill Gates, pinter banget’
‘aduh, pingin ya kayak …’(just feel free to fill in the blank)
Keinginan kita untuk menjadi seorang yang lain telah mengaburkan dan membingungkan kita sendiri untuk membangun ‘image’ diri kita sendiri.Terlalu banyak ‘imitasi’ yang kita gunakan. Kita tidak tahu apa yang sebenarnya kita mau dan inginkan, karena kita tidak berani menjadi diri kita sendiri.
Kita tidak pernah jujur terhadap diri kita sendiri.
Jujur, sebenarnya sangat menyiksa menjadi ‘orang lain’, dan bukannya diri kita sendiri. Kadang kita harus berlaku ‘keras’ terhadap diri ini agar dapat menjadi orang lain. Untung-untung, tidak terjadi ‘kepribadian ganda’. let’s stop this! No more ‘Great Pretender’
Berusaha menjadi seorang yang lain, hanya membuat kita,tidak menjadi yang terbaik dari versi ‘diri sendiri’.
Percayalah,The Best of Ourselves is always good enough for this life!!!!!
Kalau bisa menjadi versi yang terbaik dari diri sendiri, mengapa harus menjadi versi yang ke-dua dari orang lain? (”,)

Especially For All Of You

You’ll know that you miss someone very much
when every time you think of that person, your heart beats faster.
And just a quick warm “Hello” from that person calm you down…
Bottomline : You might have fallen for that person,
just that you have not realise or refuse to admit.
Don’t be too good I will miss you.
Don’t be too caring, I might like you.
Don’t be too sweet, I might fall for you.
It’s hard for me to love you when you won’t love me after all…
Bottomline : A person who makes me loves him/her is actually a person who loves me more than I love him/her.
If someone comes into your life and becomes a part of you but for some reasons he/she couldn’t stay, don’t cry too much… just be glad that your paths crossed and somehow he made you happy even for a while.
Bottomline : Time will tell, If he/she’s yours he/she will come back
Don’t throw your back to love when it’s already in front of you, don’t drive it away from you because if you did, someday you’ll think again why you let love fly away when it was once next to you.
Bottomline : Treasure the one who loves you, it’s not easy to find a person who loves you. It’s always more valuable to have a sincere heart.
The greatest regrets in our lives are the risks we did not take. If you think something will make you happy, go for it. Remember that we pass this way only once. Bottomline : Time don’t wait. If you think you might have found the right one, treasure him/her. Don’t let he/she go away. Don’t let fear hold you back. Give it a try else you might regret later… no one other than yourself knows what can truly make you happy.
Two tear drops were floating down the river. One teardrop said to the other, “I’m the teardrop of a girl who loved a man and lost him. Who are you?”… “I’m the teardrop of the man who regret letting a girl go…”
Bottomline : Nobody will sympathise a person who constantly let chances passes by without making any efforts to salvage. We normally don’t realise how important our loved and closed ones are until they left us, we’ll start reminiscences which results misery.
There are so many stars in the sky but only some are radiant enough to catch your attention. Among those that you chose to ignore is that one star which is willing to continue shining for you, even if your glance remains elsewhere.
Bottomline :
Phrase 1 : The present person who you are with for the time being may/may not be the one you truly love.
Phrase 2 : should a person who knows that he/she can’t be with you for the time being and yet still continue to love you whole heartedly for what you are is touching. Think about it.
It’s so funny how we set qualifications for the right person to love, while at the back of our minds we know that the person we truly love will always be an exception. Bottomline : We are critical especially to the one we like or love because we want them to be the best, constantly seeking for perfection, which should be worked out by both parties in a relationship and not one party alone to shoulder the burden.
Love can make you happy although often times it hurts. But love is only special if you give it to which it’s worth.
Bottomline : If you found someone who truly appreciates you, He/she deserves more of your love.
To love is like playing the piano. First, you play by the rules. Then, you must forget the rules and play from the heart.
Bottomline : Trust is important, to trust a person you like/love must first let the person you like/love trust you. Have confident in yourself and the person who likes/loves you. Never leave them doubts and don’t doubt what he/she has to give.

Be Thankful

Be thankful that you don’t already have
everything you desire
If you did, what would there be
to look forward to?

Be thankful when you don’t know something,
for it gives you the opportunity to learn

Be thankful for the difficult times
During those times you grow

Be thankful for your limitations,
Because they give you opportunities for
improvement

Be thankful for each new challenge,
Because it will build your strength and character

Be thankfulfor your mistakes,
they will teach you valuable lessons

Be thankful when you’re tired and weary,
because it means you’ve made an effort

It’s easy to be thankful for the good things
A life of rich fulfilment comes to those
who are also thankful for the setbacks

Gratitude can turn a negative into a positive
Find a way to be thankful for your troubles,
and they will become your blessings.

Arti Persahabatan

Mempunyai satu sahabat sejati lebih berharga dari seribu teman yang mementingkan diri sendiri.
Apa yang kita alami demi teman kadang-kadang melelahkan dan menjengkelkan, tetapi itulah yang membuat persahabatan mempunyai nilai yang indah.
Persahabatan sering menyuguhkan beberapa cobaan, tetapi persahabatan sejati bisa mengatasi cobaan itu bahkan bertumbuh bersama karenanya…
Persahabatan tidak terjalin secara otomatis tetapi membutuhkan proses yang panjang seperti besi menajamkan besi, demikianlah sahabat menajamkan sahabatnya.
Persahabatan diwarnai dengan berbagai pengalaman suka dan duka, dihibur - disakiti, diperhatikan - dikecewakan, didengar - diabaikan, dibantu - ditolak, namun semua ini tidak pernah sengaja dilakukan dengan tujuan kebencian.
Seorang sahabat tidak akan menyembunyikan kesalahan untuk menghindari perselisihan, justru karena kasihnya ia memberanikan diri menegur apa adanya.
Sahabat tidak pernah membungkus pukulan dengan ciuman, tetapi menyatakan apa yang amat menyakitkan dengan tujuan sahabatnya mau berubah.
Proses dari teman menjadi sahabat membutuhkan usaha pemeliharaan dari kesetiaan, tetapi bukan pada saat kita membutuhkan bantuan barulah kita memiliki motivasi mencari perhatian, pertolongan dan pernyataaan kasih dari orang lain, tetapi justru ia berinisiatif memberikan dan mewujudkan apa yang dibutuhkan oleh sahabatnya.
Kerinduannya adalah menjadi bagian dari kehidupan sahabatnya, karena tidak ada persahabatan yang diawali dengan sikap egoistis. Semua orang pasti membutuhkan sahabat sejati, namun tidak semua orang berhasil mendapatkannya. Banyak pula orang yang telah menikmati indahnya persahabatan, namun ada juga yang begitu hancur karena dikhianati sahabatnya.
Ingatlah kapan terakhir kali kamu berada dalam kesulitan. Siapa yang berada di samping kamu ?? Siapa yang mengasihi kamu saat kamu merasa tidak dicintai ?? Siapa yang ingin bersama kamu saat kamu tak bisa memberikan apa-apa ??
MEREKALAH SAHABATMU
Hargai dan peliharalah selalu persahabatanmu

AYAH TERHEBAT

Sudah beberap malam tubuh Noah panas tinggi dan keadaannya sungguh membuat kami kuatir. Kesedihanku tak terkatakan melihat lemahnya tubuh kecil Noah, dan kesedihanku semakin bertambah saat mengingat ketulian yang dideritanya. Suatu malam suhu tubuh Noah sangat tinggi sehingga aku dan Marty, suamiku sepakat bergantian untuk merawatnya.
Tengah malam itu aku terjaga dan melihat Marty dengan penuh kasih sayang menimang - nimang Noah. Ia menaruh kepala Noah di dadanya yang bidang, supaya Noah dapat merasakan detak jantung ayah yang sangat mengasihinya. Untuk menidurkan dan menenangkan anak kami yang lain, biasanya kami menggunakan nyanyian atau bunyi mainan, tetapi untuk Noah kami menggunakan sentuhan. Noah terlihat tenang jika sedang dipeluk atau jemari kecilnya dipegang.
Beberapa menit kemudian aku bangun dan berdiri di depan pintu sambil memperhatikan pria yang luar biasa itu, ayah dari anak-anakku! Kemudian dengan lembut aku menyentuh bahunya sambil menawarkan diri untuk bergantian menggendong Noah, tetapi ia menggelengkan kepalanya. Malam itu aku kagum dengan pria yang telah kupilih menjadi pendamping hidupku, karena yang kutahu di luar sana banyak suami yang akan lebih memilih tidur di tengah malam daripada bergantian dengan istrinya untuk merawat anak-anak mereka.
Ketika pagi tiba, kami kembali membawa Noah ke dokter dan dokter menyarankan agar kami membawanya ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut. Di rumah sakit kami berdoa saat menanti hasil test yang dilakukan untuk mengetahui penyakit Noah.
Kami sehati berdoa memohon kesembuhan untuk Noah dan saat itu kami merasakan kekuatan baru Tuhan alirkan di hati kami. Tak lama kemudian dokter memanggil kami dan memberitahukan bahwa Noah hanya terkena influensa. Kami saling pandang dan tersenyum sambil menghapus air mata yang menetes di pipi.
Setelah pulang dari rumah sakit aku melihat hubungan Marty dan Noah semakin akrab. Marty sering membacakan buku cerita dengan memegang tangan Noah guna mengajarinya membentuk tanda dari huruf-huruf yang ada di buku itu. Bahasa isyarat pertama yang diajarkan Marty adalah mengatakan “aku mencintaimu”. Sebagai wanita aku merasa mampu mengasihi dan memelihara keluargaku karena ditopang oleh suami yang hebat. Marty adalah pria paling tepat yang telah kupilih menjadi ayah bagi anak-anakku.
Alkitab menceritakan bahwa Ishak juga memiliki ayah yang hebat. Sebagai ayah yang hebat, Abraham mendidik Ishak menjadi orang yang takut akan Tuhan. Abraham memelihara Ishak ketika Sara telah meninggal dunia. Kehebatan Abraham sebagai ayah disempurnakan ketika ia meminta Eliezer pergi ek Aram-Mesopotamia untuk mencari pendamping hidup bagi Ishak dari kaumnya.
Ayah yang hebat adalah ayah yang menjadi sahabat bagi anak-anaknya.

Rabu, 02 November 2011

BEDA ANTARA SUKA, CINTA DAN SAYANG

Dihadapan orang yang kau cintai,
musim dingin berubah menjadi musim semi yang indah
Dihadapan orang yang kau sukai,
musim dingin tetap saja musim dingin hanya
suasananya lebih indah sedikit

Dihadapan orang yang kau cintai,

jantungmu tiba tiba berdebar lebih cepat
Dihadapan orang yang kau sukai,
kau hanya merasa senang dan gembira saja

Apabila engkau melihat kepada mata orang yang

kau cintai, matamu berkaca-kaca
Apabila engkau melihat kepada mata orang yang
kau sukai, engkau hanya tersenyum saja

Dihadapan orang yang kau cintai,

kata kata yang keluar berasal dari perasaan yang terdalam
Dihadapan orang yang kau sukai,
kata kata hanya keluar dari pikiran saja

Jika orang yang kau cintai menangis,

engkaupun akan ikut menangis disisinya
Jika orang yang kau sukai menangis,
engkau hanya menghibur saja
Perasaan cinta itu dimulai dari mata, sedangkan
rasa suka dimulai dari telinga
Jadi jika kau mau berhenti menyukai seseorang,
cukup dengan menutup telinga.
Tapi apabila kau mencoba menutup matamu dari
orang yang kau cintai, cinta itu berubah menjadi
tetesan air mata dan terus tinggal dihatimu dalam
jarak waktu yang cukup lama.
"Tetapi selain rasa suka dan rasa cinta... ada
perasaan yang lebih mendalam.
Yaitu rasa sayang.... rasa yang tidak hilang
secepat rasa cinta. Rasa yang tidak mudah berubah.
Perasaan yang dapat membuat mu berkorban untuk orang yang kamu sayangi.
Mau menderita demi kebahagiaan orang yang kamu sayangi.
Cinta ingin memiliki. Tetapi Sayang hanya ingin
melihat orang yang disayanginya bahagia..
walaupun harus kehilangan."

Kisah Anak Yatim Piatu

Dia adalah seorang yatim piatu dan hanya sempat hidup di dunia ini selama delapan tahun. Satu kata terakhir yang ia tinggalkan adalah saya pernah datang dan saya sangat penurut.Anak ini rela melepasakan pengobatan, padahal sebelumnya dia telah memiliki dana pengobatan sebanyak 540.000 dolar yang didapat dari perkumpulan orang Chinese seluruh dunia. Dan membagi dana tersebut menjadi tujuh bagian, yang dibagikan kepada tujuh anak kecil yang juga sedang berjuang menghadapi kematian. Dan dia rela melepaskan pengobatannya.

Begitu lahir dia sudah tidak mengetahui siapa orang tua kandungnya.
Dia hanya memiliki seorang papa yang mengadopsinya. Papanya berumur 30 tahun yang bertempat tinggal di provinsi She Cuan kecamatan Suang Liu, kota Sang Xin Zhen Yun Ya Chun Er Cu. Karena miskin, maka selama ini ia tidak menemukan pasangan hidupnya. Kalau masih harus mengadopsi anak kecil ini, mungkin tidak ada lagi orang yang mau dilamar olehnya. Pada tanggal 30 November 1996, tgl 20 bln 10 imlek, adalah saat dimana papanya menemukan anak kecil tersebut diatas hamparan rumput, disanalah papanya menemukan seorang bayi kecil yang sedang kedinginan. Pada saat menemukan anak ini, di dadanya terdapat selembar kartu kecil tertulis, 20 November jam 12.

Melihat anak kecil ini menangis dengan suara tangisannya sudah mulai melemah.
Papanya berpikir kalau tidak ada orang yang memperhatikannya, maka kapan saja bayi ini bisa meninggal. Dengan berat hati papanya memeluk bayi tersebut, dengan menghela nafas dan berkata, "saya makan apa, maka kamu juga ikut apa yang saya makan". Kemudian papanya memberikan dia nama Yu Yan.

Ini adalah kisah seorang pemuda yang belum menikah yang membesarkan seorang anak, tidak ada Asi dan juga tidak mampu membeli susu bubuk, hanya mampu memberi makan bayi tersebut dengan air tajin (air beras). Maka dari kecil anak ini tumbuh menjadi lemah dan sakit-sakitan. Tetapi anak ini sangat penurut dan sangat patuh. Musim silih berganti, Yu Yuan pun tumbuh dan bertambah besar serta memiliki kepintaran yang luar biasa. Para tetangga sering memuji Yu Yuan sangat pintar, walaupun dari kecil sering sakit-sakitan dan mereka sangat menyukai Yu Yuan. Ditengah ketakutan dan kecemasan papanya, Yu Yuan pelan-pelan tumbuh dewasa.

Yu Yuan yang hidup dalam kesusahan memang luar biasa, mulai dari umur lima tahun, dia sudah membantu papa mengerjakan pekerjaan rumah. Mencuci baju, memasak nasi dan memotong rumput. Setiap hal dia kerjakan dengan baik. Dia sadar dia berbeda dengan anak-anak lain. Anak-anak lain memiliki sepasang orang tua, sedangkan dia hanya memiliki seorang papa. Keluarga ini hanya mengandalkan dia dan papa yang saling menopang. Dia harus menjadi seorang anak yang penurut dan tidak boleh membuat papa menjadi sedih dan marah.

Pada saat dia masuk sekolah dasar, dia sendiri sudah sangat mengerti, harus giat belajar dan menjadi juara di sekolah. Inilah yang bisa membuat papanya yang tidak berpendidikan menjadi bangga di desanya. Dia tidak pernah mengecewakan papanya, dia pun bernyanyi untuk papanya. Setiap hal yang lucu yang terjadi di sekolahnya di ceritakan kepada papanya. Kadang-kadang dia bisa nakal dengan mengeluarkan soal-soal yang susah untuk menguji papanya.

Setiap kali melihat senyuman papanya, dia merasa puas dan bahagia. Walaupun tidak seperti anak-anak lain yang memiliki mama, tetapi bisa hidup bahagia dengan papa, ia sudah sangat berbahagia.

Mulai dari bulan Mei 2005 Yu Yuan mulai mengalami mimisan. Pada suatu pagi saat Yu Yuan sedang mencuci muka, ia menyadari bahwa air cuci mukanya sudah penuh dengan darah yang ternyata berasal dari hidungnya. Dengan berbagai cara tidak bisa menghentikan pendarahan tersebut. Sehingga papanya membawa Yu Yuan ke puskesmas desa untuk disuntik. Tetapi sayangnya dari bekas suntikan itu juga mengerluarkan darah dan tidak mau berhenti. Dipahanya mulai bermunculanbintik- bintik merah. Dokter tersebut menyarankan papanya untuk membawa Yu Yuan ke rumah sakit untuk diperiksa. Begitu tiba di rumah sakit, Yu Yuan tidak mendapatkan nomor karena antrian sudah panjang. Yu Yuan hanya bisa duduk sendiri dikursi yang panjang untuk menutupi hidungnya. Darah yang keluar dari hidungnya bagaikan air yang terus mengalir dan memerahi lantai. Karena papanya merasa tidak enak kemudian mengambil sebuah baskom kecil untuk menampung darah yang keluar dari hidung Yu Yuan. Tidak sampai sepuluh menit, baskom yang kecil tersebut sudah penuh berisi darah yang keluar dari hidung Yu Yuan.

Dokter yang melihat keadaaan ini cepat-cepat membawa Yu Yuan untuk diperiksa. Setelah diperiksa, dokter menyatakan bahwa Yu Yuan terkena Leukimia ganas. Pengobatan penyakit tersebut sangat mahal yang memerlukan biaya sebesar 300.000 $. Papanya mulai cemas melihat anaknya yang terbaring lemah di ranjang. Papanya hanya memiliki satu niat yaitu menyelamatkan anaknya. Dengan berbagai cara meminjam uang kesanak saudara dan teman dan ternyata, uang yang terkumpul sangatlah sedikit. Papanya akhirnya mengambil keputusan untuk menjual rumahnya yang merupakan harta satu satunya. Tapi karena rumahnya terlalu kumuh, dalam waktu yang singkat tidak bisa menemukan seorang pembeli.

Melihat mata papanya yang sedih dan pipi yang kian hari kian kurus. Dalam hati Yu Yuan merasa sedih. Pada suatu hari Yu Yuan menarik tangan papanya, air mata pun mengalir dikala kata-kata belum sempat terlontar. "Papa saya ingin mati". Papanya dengan pandangan yang kaget melihat Yu Yuan, "Kamu baru berumur 8 tahun kenapa mau mati". "Saya adalah anak yang dipungut, semua orang berkata nyawa saya tak berharga, tidaklah cocok dengan penyakit ini, biarlah saya keluar dari rumah sakit ini."

Pada tanggal 18 juni, Yu Yuan mewakili papanya yang tidak mengenal huruf, menandatangani surat keterangan pelepasan perawatan. Anak yang berumur delapan tahun itu pun mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan pemakamannya sendiri. Hari itu juga setelah pulang kerumah, Yu Yuan yang sejak kecil tidak pernah memiliki permintaan, hari itu meminta dua permohonan kepada papanya. Dia ingin memakai baju baru dan berfoto. Yu Yuan berkata kepada papanya: "Setelah saya tidak ada, kalau papa merindukan saya lihatlah melihat foto ini". Hari kedua, papanya menyuruh bibi menemani Yu Yuan pergi ke kota dan membeli baju baru. Yu Yuan sendirilah yang memilih baju yang dibelinya. Bibinya memilihkan satu rok yang berwarna putih dengan corak bintik-bintik merah. Begitu mencoba dan tidak rela melepaskannya. Kemudian mereka bertiga tiba di sebuah studio foto. Yu Yuan kemudia memakai baju barunya dengan pose secantik mungkin berjuang untuk tersenyum. Bagaimanapun ia berusaha tersenyum, pada akhirnya juga tidak bisa menahan air matanya yang mengalir keluar. Kalau bukan karena seorang wartawan Chuan Yuan yang bekerja di surat kabar Cheng Du Wan Bao, Yu Yuan akan seperti selembar daun yang lepas dari pohon dan hilang ditiup angin.

Setelah mengetahui keadaan Yu Yuan dari rumah sakit, Chuan Yuan kemudian menuliskan sebuah laporan, menceritakan kisah Yu Yuan secara detail. Cerita tentang anak yg berumur 8 tahun mengatur pemakamakannya sendiri dan akhirnya menyebar keseluruh kota Rong Cheng. Banyak orang-orang yang tergugah oleh seorang anak kecil yang sakit ini, dari ibu kota sampai satu Negara bahkan sampai keseluruh dunia. Mereka mengirim email ke seluruh dunia untuk menggalang dana bagi anak ini". Dunia yang damai ini menjadi suara panggilan yang sangat kuat bagi setiap orang.

Hanya dalam waktu sepuluh hari, dari perkumpulan orang Chinese didunia saja telah mengumpulkan 560.000 dolar. Biaya operasi pun telah tercukupi. Titik kehidupan Yu Yuan sekali lagi dihidupkan oleh cinta kasih semua orang.

Setelah itu, pengumuman penggalangan dana dihentikan tetapi dana terus mengalir dari seluruh dunia. Dana pun telah tersedia dan para dokter sudah ada untuk mengobati Yu Yuan. Satu demi satu gerbang kesulitan pengobatan juga telah dilewati. Semua orang menunggu hari suksesnya Yu Yuan.

Ada seorang teman di-email bahkan menulis: "Yu Yuan anakku yang tercinta saya mengharapkan kesembuhanmu dan keluar dari rumah sakit. Saya mendoakanmu cepat kembali ke sekolah. Saya mendambakanmu bisa tumbuh besar dan sehat. Yu Yuan anakku tercinta."

Pada tanggal 21 Juni, Yu Yuan yang telah melepaskan pengobatan dan menunggu kematian akhirnya dibawa kembali ke ibu kota . Dana yang sudah terkumpul, membuat jiwa yang lemah ini memiliki harapan dan alasan untuk terus bertahan hidup. Yu Yuan akhirnya menerima pengobatan dan dia sangat menderita didalam sebuah pintu kaca tempat dia berobat. Yu Yuan kemudian berbaring di ranjang untuk diinfus. Ketegaran anak kecil ini membuat semua orang kagum padanya. Dokter yang menangani dia, Shii Min berkata, dalam perjalanan proses terapi akan mendatangkan mual yang sangat hebat. Pada permulaan terapi Yu Yuan sering sekali muntah. Tetapi Yu Yuan tidak pernah mengeluh. Pada saat pertama kali melakukan pemeriksaan sumsum tulang belakang, jarum suntik ditusukkan dari depan dadanya, tetapi Yu Yuan tidak menangis dan juga tidak berteriak, bahkan tidak meneteskan air mata. Yu yuan yang dari lahir sampai maut menjemput tidak pernah mendapat kasih sayang seorang ibu. Pada saat dokter Shii Min menawarkan Yu Yuan untuk menjadi anak perempuannya. Air mata Yu Yuan pun mengalir tak terbendung.

Hari kedua saat dokter Shii Min datang, Yu Yuan dengan malu-malu memanggil dengan sebutan Shii Mama. Pertama kalinya mendengar suara itu, Shii Min kaget, dan kemudian dengan tersenyum dan menjawab, "Anak yang baik". Semua orang mendambakan sebuah keajaiban dan menunggu momen dimana Yu Yuan hidup dan sembuh kembali. Banyak masyarakat datang untuk menjenguk Yu Yuan dan banyak orang menanyakan kabar Yu Yuan dari email. Selama dua bulan Yu Yuan melakukan terapi dan telah berjuang menerobos sembilan pintu maut. Pernah mengalami pendarahan dipencernaan dan selalu selamat dari bencana. Sampai akhirnya darah putih dari tubuh Yu Yuan sudah bisa terkontrol. Semua orang-orang pun menunggu kabar baik dari kesembuhan Yu Yuan.

Tetapi efek samping yang dikeluarkan oleh obat-obat terapi sangatlah menakutkan, apalagi dibandingkan dengan anak-anak leukemia yang lain. Fisik Yu Yuan jauh sangat lemah. Setelah melewati operasi tersebut fisik Yu Yuan semakin lemah.

Pada tanggal 20 agustus, Yu Yuan bertanya kepada wartawan Fu Yuan: "Tante kenapa mereka mau menyumbang dana untuk saya? Tanya Yu Yuan kepada wartawan tersebut.Wartawan tersebut menjawab, karena mereka semua adalah orang yang baik hati". Yu Yuan kemudia berkata : "Tante saya juga mau menjadi orang yang baik hati". Wartawan itupun menjawab, "Kamu memang orang yang baik. Orang baik harus saling membantu agar bisa berubah menjadi semakin baik". Yu yuan dari bawah bantal tidurnya mengambil sebuah buku, dan diberikan kepada ke Fu Yuan. "Tante ini adalah surat wasiat saya."

Fu yuan kaget, sekali membuka dan melihat surat tersebut ternyata Yu Yuan telah mengatur tentang pengaturan pemakamannya sendiri. Ini adalah seorang anak yang berumur delapan tahun yang sedang menghadapi sebuah kematian dan diatas ranjang menulis tiga halaman surat wasiat dan dibagi menjadi enam bagian, dengan pembukaan, tante Fu Yuan, dan diakhiri dengan selamat tinggal tante Fu Yuan.

Dalam satu artikel itu nama Fu Yuan muncul tujuh kali dan masih ada sembilan sebutan singkat tante wartawan. Dibelakang ada enam belas sebutan dan ini adalah kata setelah Yu Yuan meninggal. Tolong,..... .. Dan dia juga ingin menyatakan terima kasih serta selamat tinggal kepada orang-orang yang selama ini telah memperhatikan dia lewat surat kabar. "Sampai jumpa tante, kita berjumpa lagi dalam mimpi. Tolong jaga papa saya. Dan sedikit dari dana pengobatan ini bisa dibagikan kepada sekolah saya. Dan katakana ini juga pada pemimpin palang merah. Setelah saya meninggal, biaya pengobatan itu dibagikan kepada orang-orang yang sakit seperti saya. Biar mereka lekas sembuh". Surat wasiat ini membuat Fu Yuan tidak bisa menahan tangis yang membasahi pipinya.

Saya pernah datang, saya sangat patuh, demikianlah kata-kata yang keluar dari bibir Yu Yuan. Pada tanggal 22 agustus, karena pendarahan dipencernaan hampir satu bulan, Yu Yuan tidak bisa makan dan hanya bisa mengandalkan infus untuk bertahan hidup. Mula-mulanya berusaha mencuri makan, Yu Yuan mengambil mie instant dan memakannya. Hal ini membuat pendarahan di pencernaan Yu Yuan semakin parah. Dokter dan perawat pun secepatnya memberikan pertolongan darurat dan memberi infus dan transfer darah setelah melihat pendarahan Yu Yuan yang sangat hebat. Dokter dan para perawat pun ikut menangis. Semua orang ingin membantu meringankan pederitaannya. Tetapi tetap tidak bisa membantunya. Yu Yuan yang telah menderita karena penyakit tersebut akhirnya meninggal dengan tenang. Semua orang tidak bisa menerima kenyataan ini melihat malaikat kecil yang cantik yang suci bagaikan air. Sungguh telah pergi kedunia lain.

Dikecamatan She Chuan, sebuah email pun dipenuhi tangisan menghantar kepergian Yu Yuan. Banyak yang mengirimkan ucapan turut berduka cita dengan karangan bunga yang ditumpuk setinggi gunung. Ada seorang pemuda berkata dengan pelan "Anak kecil, kamu sebenarnya adalah malaikat kecil diatas langit, kepakanlah kedua sayapmu. Terbanglah.. ......... ...." demikian kata-kata dari seorang pemuda tersebut.

Pada tanggal 26 Agustus, pemakaman Yu Yuan dilaksanakan saat hujan gerimis. Didepan rumah duka, banyak orang-orang berdiri dan menangis mengantar kepergian Yu Yuan. Mereka adalah papa mama Yu Yuan yang tidak dikenal oleh Yu Yuan semasa hidupnya. Demi Yu Yuan yang menderita karena leukemia dan melepaskan pengobatan demi orang lain, maka datanglah papa mama dari berbagai daerah yang diam-diam mengantarkan kepergian Yu Yuan.

Didepan kuburannya terdapat selembar foto Yu Yuan yang sedang tertawa. Diatas batu nisannya tertulis, "Aku pernah datang dan aku sangat patuh" (30 nov 1996- 22 agus 2005). Dan dibelakangnya terukir perjalanan singkat riwayat hidup Yu Yuan. Dua kalimat terakhir adalah disaat dia masih hidup telah menerima kehangatan dari dunia. Beristirahatlah gadis kecilku, nirwana akan menjadi lebih ceria dengan adanya dirimu.

Sesuai pesan dari Yu Yuan, sisa dana 540.000 dolar tersebut disumbangkan kepada anak-anak penderita luekimia lainnya. Tujuh anak yang menerima bantuan dana Yu Yuan itu adalah : Shii Li, Huang Zhi Qiang, Liu Ling Lu, Zhang Yu Jie, Gao Jian, Wang Jie. Tujuh anak kecil yang kasihan ini semua berasal dari keluarga tidak mampu. Mereka adalah anak-anak miskin yang berjuang melawan kematian.

Pada tanggal 24 September, anak pertama yang menerima bantuan dari Yu Yuan di rumah sakit Hua Xi berhasil melakukan operasi. Senyuman yang mengambang pun terlukis diraut wajah anak tersebut. "Saya telah menerima bantuan dari kehidupan Anda, terima kasih adik Yu Yuan kamu pasti sedang melihat kami diatas sana . Jangan risau, kelak di batu nisan, kami juga akan mengukirnya dengan kata-kata "Aku pernah datang dan aku sangat patuh".

Renungan:
Demikianlah sebuah kisah yang sangat menggugah hati kita. Seorang anak kecil yang berjuang bertahan hidup dan akhirnya harus menghadapi kematian akibat sakit yang dideritanya. Dengan kepolosan dan ketulusan serta baktinya kepada orang tuanya, akhirnya mendapatkan respon yang luar biasa dari kalangan Dunia.Walaupun hidup serba kekuarangan, Dia bisa memberikan kasihnya terhadap sesama.Inilah contoh yang seharusnya kita pun mampu melakukan hal yang sama, berbuat sesuatu yang bermakna bagi sesama, memberikan sedikit kehangatan dan perhatian kepada orang yang membutuhkan. Pribadi dan hati seperti inilah yang dinamakan pribadi seorang Pengasih.

Haruskah Aku Akhiri Kesabaran Ini?

Aku harus mempunyai kesabaran berlebih. Beberapa kali ini saudaraku mengeluarkan lidah api yang melecuti tubuhku dengan lisan tak terputus. Memvonisku dengan petuah-petuah licin yang sesungguhnya tak dia mengerti artinya. Apakah ini perlu? Apakah ini harus?
Kadang-kadang aku bertanya dalam hati, siapakah sebenarnya dia, malaikat surga yang memapahku menuju jalan benderang yang di jalan-Mu? Atau seorang yang bersuci di depanku sementara tanduk dan ekor berujung tombak mengibas di belakangnya?
Atau dia hanya ingin menjatuhkanku pada kaki-kaki di sekelilingku? Agar dia bisa berdiri lebih tinggi dengan jumawa sambil bertahta “Akulah jalan lurus!”. Entahlah. Saat mencoba melawannya dengan lidah yang sama berapi, dia selalu bisa padamkannya.
Aku menghindari konfrontasi dengan siapapun. Tapi ini justru menjadikan bumerang yang melemahkanku. Bukan tak miliki jiwa perang seperti laki-laki lain, tapi energiku hanya terbuka pada kekuatan yang lain. Kekuatan merambahi setiap persoalan dengan kepala sedingin salju. Sekalipun hati beku membiru… hingga saatnya nanti…
Haruskah aku akhiri kesabaran ini?

FALL FOR YOU

The best thing about tonight's that we're not fighting
Could it be that we have been this way before
I know you don't think that I am trying
I know you're wearing thin down to the core

But hold your breath
Because tonight will be the night that I will fall for you
Over again
Don't make me change my mind
Or I wont live to see another day
I swear it's true
Because a girl like you is impossible to find
You're impossible to find

This is not what I intended
I always swore to you I'd never fall apart
You always thought that I was stronger
I may have failed
But I have loved you from the start
Oh

But hold your breath
Because tonight will be the night that I will fall for you
Over again
Don't make me change my mind
Or I wont live to see another day
I swear it's true
Because a girl like you is impossible to find
It's impossible

So breathe in so deep
Breathe me in
I'm yours to keep
And hold onto your words
Cause talk is cheap
And remember me tonight
When your asleep

Because tonight will be the night that I will fall for you
Over again
Don't make me change my mind
Or I wont live to see another day
I swear it's true
Because a girl like you is impossible to find
Tonight will be the night that I will fall for you
Over again
Don't make me change my mind
Or I wont live to see another day
I swear it's true
Because a girl like you is impossible to find
You're impossible to find

Selasa, 01 November 2011

OUR GREATEST TREASURE

Many people complain that their memory is not what it used to be. But memory can be a powerful tool for spiritual and emotional rejuvenation!
I once attended an conference at a retreat center in the Rocky Mountains. We were given a long break one afternoon to relax and rejuvenate our spirits. Many of the attendees decided to play golf and asked if I wanted to come along.
Golf does not rejuvenate my spirit. I’ve LOST more religion on the golf course than I can remember! I feel a bit like Bob Hope who said that if you watch a sport, it’s fun; if you play a sport, it’s recreation; and if you work at a sport, it’s golf.” I decided to do something more relaxing, so I went for a walk.
A little way down a secluded, dirt road, I spotted horses in a corral. I carefully approached, so as not to frighten them. Then I inhaled as deeply as I could. With the smell of the horses and the corral came a flood of memories.
I visited my grandparents’ guest ranch every summer as a child. When I was a teenager, I worked on the ranch. Some of my happiest memories growing up were around horses and horse smells.
Inhaling horse smells, I recalled hot afternoons of pulling saddles and blankets off perspiring horses then brushing down their backs. The pungent smell of horse sweat filled my mind.
I recalled the soft touch of a horse’s nose sniffing my hand for sugar, and the warmth of a horse’s neck as I put my arms around it and hugged it close.
Manure smells brought back memories of hours spent in corrals saddling, bridling and working with horses. Again, I inhaled deeply.
I recalled rising before dawn and riding in the crisp, early morning air searching along hills and valleys for horses let out the previous evening to range free of fences.
I remembered afternoon naps under a ponderosa pine tree, my hat pulled down over my face, listening to the sounds of buzzing flies and swishing horse tails.
As I breathed in the smells, my mind enjoyed ancient memories of day long horseback rides, valley vistas of soft, green grass…brown later in the summer, pristine mountains and clear, shallow mountain creeks running beside horse trails carved in red earth.
I remembered, too, how it felt to be young with my whole life ahead. I felt again the sense of adventure and excitement of those heady, teen years. Not that I’d ever want to go back and relive them — but maybe visit occasionally in my mind. I remembered … and felt renewed.
Later in the day we shared how we spent our afternoon. Many people in our group boasted of golf scores. Some talked about walking or hiking. When it was my turn, I said that I had an extraordinary time. “I smelled the horses.”
What do you find yourself remembering? Do you often recall times that you would rather forget? Or do you dwell on those memories that bring you joy and inner peace? When you think of the past, is it with regret or with pleasure? What do you remember most: painful times or happy occasions?
Your thoughts can sap your emotions or they can flood your mind with strength-giving energy. Your good memories can rejuvenate your spirit with new life. They can be a solace during difficult times and a source of joy anytime you choose to visit.
Some memories are best forgotten; others may need time to heal. But good memories are like a treasure nobody can steal.
Keep them close. Visit them often. Enjoy.

Wherever You Are, Be There

A delightful story is told about a young man who applied for a job as a telegraph operator. He answered an ad in the newspaper and went to the telegraph office to await an interview. Though he knew Morse Code and was qualified in every other way, seven other applicants were also waiting in the large, noisy office.
He saw customers coming and going and heard a telegraph clacking away in the background. He also noticed a sign on the receptionist’s counter instructing applicants to fill out a form and wait to be summoned to an inner office for an interview. He filled out the form and sat down to wait.
After a few minutes, the young man stood up, crossed the room to the door of the inner office, and walked right in. Naturally the other applicants perked up, wondering why he had been so bold. They talked among themselves and finally determined that, since nobody had been summoned to interview yet, the man would likely be reprimanded for not following instructions an possibly disqualified for the job.
Within a few minutes, however, the young man emerged from the inner office escorted by the interviewer, who announced to the other applicants, “Thank you all very much for coming, but the job has just been filled.”
They were all confused and one man spoke up: “Wait a minute — I don’t understand. We’ve been waiting longer than he and we never even got a chance to be interviewed.”
The employer responded, “All the time you’ve been sitting here, the telegraph has been ticking out the following message: ‘If you understand this, then come right in. The job is yours.’”
This man knew a valuable life-lesson that most people miss: Wherever You Are, Be There. If you’re there physically, also be there emotionally. Be there mentally. Be there attentively. Be there as fully as you can.
It’s about being present and fully alive in the moment.
Wherever you are, be there. Give your full attention to others (is there really a better gift?). Give yourself fully to the task at hand or to the present moment. When you’re completely present, you’ll make the most of every minute. And minutes lived fully add up to a life lived magnificently.

Catatan Harian Seorang Pramugari China Airlines

Saya adalah seorang pramugari biasa dari China Airline, karena bergabung dengan perusahaan penerbangan hanya beberapa tahun dan tidak mempunyai pengalaman yang mengesankan, setiap hari hanya melayani penumpang dan melakukan pekerjaan yang monoton.
Pada tanggal 7 Juni yang lalu saya menjumpai suatu pengalaman yang membuat perubahan pandangan saya terhadap pekerjaan maupun hidup saya.
Hari ini jadwal perjalanan kami adalah dari Shanghai menuju Peking, penumpang sangat penuh pada hari ini. Diantara penumpang saya melihat seorang kakek dari desa, merangkul sebuah karung tua dan terlihat jelas sekali gaya desanya, pada saat itu saya yang berdiri dipintu pesawat menyambut penumpang kesan pertama dari pikiran saya ialah zaman sekarang sungguh sudah maju seorang dari desa sudah mempunyai uang untuk naik pesawat.
Ketika pesawat sudah terbang, kami mulai menyajikan minuman, ketika melewati baris ke 20, saya melihat kembali kakek tua tersebut, dia duduk dengan tegak dan kaku ditempat duduknya dengan memangku karung tua bagaikan patung.
Kami menanyakannya mau minum apa, dengan terkejut dia melambaikan tangan menolak, kami hendak membantunya meletakan karung tua diatas bagasi tempat duduk juga ditolak olehnya, lalu kami membiarkannya duduk dengan tenang, menjelang pembagian makanan kami melihat dia duduk dengan tegang ditempat duduknya, kami menawarkan makanan juga ditolak olehnya.
Akhirnya kepala pramugari dengan akrab bertanya kepadanya apakah dia sakit, dengan suara kecil dia mejawab bahwa dia hendak ke toilet tetapi dia takut apakah dipesawat boleh bergerak sembarangan, takut merusak barang didalam pesawat.
Kami menjelaskan kepadanya bahwa dia boleh bergerak sesuka hatinya dan menyuruh seorang pramugara mengantar dia ke toilet, pada saat menyajikan minuman yang kedua kali, kami melihat dia melirik ke penumpang disebelahnya dan menelan ludah, dengan tidak menanyakannya kami meletakan segelas minuman teh dimeja dia, ternyata gerakan kami mengejutkannya, dengan terkejut dia mengatakan tidak usah, tidak usah, kami mengatakan engkau sudah haus minumlah, pada saat ini dengan spontan dari sakunya dikeluarkan segenggam uang logam yang disodorkan kepada kami, kami menjelaskan kepadanya minumannya gratis, dia tidak percaya, katanya saat dia dalam perjalanan menuju bandara, merasa haus dan meminta air kepada penjual makanan dipinggir jalan dia tidak diladeni malah diusir. Pada saat itu kami mengetahui demi menghemat biaya perjalanan dari desa dia berjalan kaki sampai mendekati bandara baru naik mobil, karena uang yang dibawa sangat sedikit, hanya dapat meminta minuman kepada penjual makanan dipinggir jalan itupun kebanyakan ditolak dan dianggap sebagai pengemis.
Setelah kami membujuk dia terakhir dia percaya dan duduk dengan tenang meminum secangkir teh, kami menawarkan makanan tetapi ditolak olehnya.
Dia menceritakan bahwa dia mempunyai dua orang putra yang sangat baik, putra sulung sudah bekerja di kota dan yang bungsu sedang kuliah ditingkat tiga di Peking. anak sulung yang bekerja di kota menjemput kedua orang tuanya untuk tinggal bersama di kota tetapi kedua orang tua tersebut tidak biasa tinggal dikota akhirnya pindah kembali ke desa, sekali ini orang tua tersebut hendak menjenguk putra bungsunya di Peking, anak sulungnya tidak tega orang tua tersebut naik mobil begitu jauh, sehingga membeli tiket pesawat dan menawarkan menemani bapaknya bersama-sama ke Peking, tetapi ditolak olehnya karena dianggap terlalu boros dan tiket pesawat sangat mahal dia bersikeras dapat pergi sendiri akhirnya dengan terpaksa disetujui anaknya.
Dengan merangkul sekarung penuh ubi kering yang disukai anak bungsunya, ketika melewati pemeriksaan keamanan dibandara, dia disuruh menitipkan karung tersebut ditempat bagasi tetapi dia bersikeras membawa sendiri, katanya jika ditaruh ditempat bagasi ubi tersebut akan hancur dan anaknya tidak suka makan ubi yang sudah hancur, akhirnya kami membujuknya meletakan karung tersebut di atas bagasi tempat duduk, akhirnya dia bersedia dengan hati-hati dia meletakan karung tersebut.
Saat dalam penerbangan kami terus menambah minuman untuknya, dia selalu membalas dengan ucapan terima kasih yang tulus, tetapi dia tetap tidak mau makan, meskipun kami mengetahui sesungguhnya dia sudah sangat lapar, saat pesawat hendak mendarat dengan suara kecil dia menanyakan saya apakah ada kantongan kecil? dan meminta saya meletakan makanannya di kantong tersebut. Dia mengatakan bahwa dia belum pernah melihat makanan yang begitu enak, dia ingin membawa makanan tersebut untuk anaknya, kami semua sangat kaget.
Menurut kami yang setiap hari melihat makanan yang begitu biasa dimata seorang desa menjadi begitu berharga. Dengan menahan lapar disisihkan makanan tersebut demi anaknya, dengan terharu kami mengumpulkan makanan yang masih tersisa yang belum kami bagikan kepada penumpang ditaruh didalam suatu kantongan yang akan kami berikan kepada kakek tersebut, tetapi diluar dugaan dia menolak pemberian kami, dia hanya menghendaki bagian dia yang belum dimakan tidak menghendaki yang bukan miliknya sendiri, perbuatan yang tulus tersebut benar-benar membuat saya terharu dan menjadi pelajaran berharga bagi saya.
Sebenarnya kami menganggap semua hal tersebut sudah berlalu, tetapi siapa menduga pada saat semua penumpang sudah turun dari pesawat, dia yang terakhir berada di pesawat. Kami membantunya keluar dari pintu pesawat. Sebelum keluar dia melakukan sesuatu hal yang sangat tidak bisa saya lupakan seumur hidup saya, yaitu dia berlutut dan menyembah kami, mengucapkan terima kasih dengan bertubi-tubi, dia mengatakan bahwa kami semua adalah orang yang paling baik yang dijumpai, kami di desa hanya makan sehari sekali dan tidak pernah meminum air yang begitu manis dan makanan yang begitu enak, hari ini kalian tidak memandang hina terhadap saya dan meladeni saya dengan sangat baik, saya tidak tahu bagaimana mengucapkan terima kasih kepada kalian. Semoga Tuhan membalas kebaikan kalian, dengan menyembah dan menangis dia mengucapkan perkataannya. Kami semua dengan terharu memapahnya dan menyuruh seseorang anggota yang bekerja dilapangan membantunya keluar dari lapangan terbang.
Selama 5 tahun bekerja sebagai pramugari, beragam-ragam penumpang sudah saya jumpai, yang banyak tingkah, yang cerewet dan lain-lain, tetapi belum pernah menjumpai orang yang menyembah kami, kami hanya menjalankan tugas kami dengan rutin dan tidak ada keistimewaan yang kami berikan, hanya menyajikan minuman dan makanan, tetapi kakek tua yang berumur 70 tahun tersebut sampai menyembah kami mengucapkan terima kasih, sambil merangkul karung tua yang berisi ubi kering dan menahan lapar menyisihkan makanannya untuk anak tercinta, dan tidak bersedia menerima makanan yang bukan bagiannya, perbuatan tersebut membuat saya sangat terharu dan menjadi pengalaman yang sangat berharga buat saya dimasa datang yaitu jangan memandang orang dari penampilan luar tetapi harus tetap menghargai setiap orang dan mensyukuri apa yang kita dapat.

Sosok Seorang Ayah

Tuk’ smua ayah d dunia n special thank’s buat Papa
Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, yang sedang bekerja diperantauan, yang ikut suaminya merantau di luar kota atau luar negeri, yang sedang bersekolah atau kuliah jauh dari kedua orang tuanya…..Akan sering merasa kangen sekali dengan Mamanya. Lalu bagaimana dengan Papa? Mungkin karena Mama lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaanmu setiap hari,tapi tahukah kamu, jika ternyata Papa-lah yang mengingatkan Mama untuk menelponmu?
Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, Mama-lah yang lebih sering mengajakmu bercerita atau berdongeng. Tapi tahukah kamu, bahwa sepulang Papa bekerja dan dengan wajah lelah Papa selalu menanyakan pada Mama tentang kabarmu dan apa yang kau
lakukan seharian?
Pada saat dirimu masih seorang anak perempuan kecil……Papa biasanya mengajari putri kecilnya naik sepeda. Dan setelah Papa mengganggapmu bisa, Papa akan melepaskan roda bantu di sepedamu…Kemudian Mama bilang : “Jangan dulu Papa, jangan dilepas dulu roda bantunya” , Mama takut putri manisnya terjatuh lalu terluka…. Tapi sadarkah kamu? Bahwa Papa dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan menjagamu mengayuh sepeda dengan seksama karena dia tahu putri kecilnya PASTI BISA.
Pada saat kamu menangis merengek meminta boneka atau mainan yang baru, Mama menatapmu iba.Tetapi Papa akan mengatakan dengan tegas : “Boleh, kita beli nanti, tapi tidak sekarang” Tahukah kamu, Papa melakukan itu karena Papa tidak ingin kamu menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi?
Saat kamu sakit pilek, Papa yang terlalu khawatir sampai kadang sedikit membentak dengan berkata :”Sudah di bilang! kamu jangan minum air dingin!”. Berbeda dengan Mama yang memperhatikan dan menasihatimu dengan lembut. Ketahuilah, saat itu Papa benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu.
Ketika kamu sudah beranjak remaja….Kamu mulai menuntut pada Papa untuk dapat izin keluar malam, dan Papa bersikap tegas dan mengatakan: “Tidak boleh!”. Tahukah kamu, bahwa Papa melakukan itu untuk menjagamu? Karena bagi Papa, kamu adalah sesuatu yang sangat - sangat luar biasa berharga.. Setelah itu kamu marah pada Papa, dan masuk ke kamar sambil membanting pintu…Dan yang datang mengetok pintu dan membujukmu agar tidak marah adalah Mama…. Tahukah kamu, bahwa saat itu Papa memejamkan matanya dan menahan gejolak dalam batinnya, bahwa Papa sangat ingin mengikuti keinginanmu, Tapi lagi-lagi dia HARUS menjagamu?
Ketika saat seorang cowok mulai sering menelponmu, atau bahkan datang ke rumah untuk menemuimu, Papa akan memasang wajah paling cool sedunia….. :’) Papa sesekali menguping atau mengintip saat kamu sedang ngobrol berdua di ruang tamu.. Sadarkah kamu, kalau hati Papa merasa cemburu?
Saat kamu mulai lebih dipercaya, dan Papa melonggarkan sedikit peraturan untuk keluar rumah untukmu, kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya. Maka yang dilakukan Papa adalah duduk di ruang tamu, dan menunggumu pulang dengan hati yang sangat khawatir… Dan setelah perasaan khawatir itu berlarut-larut…Ketika melihat putri kecilnya pulang larut malam hati Papa akan mengeras dan Papa memarahimu.. . Sadarkah kamu, bahwa ini karena hal yang di sangat ditakuti Papa akan segera datang?” Bahwa putri kecilnya akan segera pergi meninggalkan Papa”
Setelah lulus SMA, Papa akan sedikit memaksamu untuk menjadi seorang Dokter atau Insinyur. Ketahuilah, bahwa seluruh paksaan yang dilakukan Papa itu semata - mata hanya karena memikirkan masa depanmu nanti… Tapi toh Papa tetap tersenyum dan mendukungmu saat pilihanmu tidak sesuai dengan keinginan Papa :)
Ketika kamu menjadi gadis dewasa….Dan kamu harus pergi kuliah dikota lain…Papa harus melepasmu di bandara. Tahukah kamu bahwa badan Papa terasa kaku untuk memelukmu? Papa hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini - itu, dan menyuruhmu untuk berhati-hati… Padahal Papa ingin sekali menangis seperti Mama dan memelukmu erat-erat.Yang Papa lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya, dan menepuk pundakmu berkata “Jaga dirimu baik-baik ya sayang”.Papa melakukan itu semua agar kamu KUAT…kuat untuk pergi dan menjadi dewasa.
Disaat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu, orang pertama yang mengerutkan kening adalah Papa. Papa pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan teman-temannya yang lain.
Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta boneka baru, dan Papa tahu ia tidak bisa memberikan yang kamu inginkan…
Kata-kata yang keluar dari mulut Papa adalah : “Tidak…. Tidak bisa!” Padahal dalam batin Papa, Ia sangat ingin mengatakan “Iya sayang, nanti Papa belikan untukmu”. Tahukah kamu bahwa pada saat itu Papa merasa gagal membuat anaknya tersenyum?
Saatnya kamu diwisuda sebagai seorang sarjana. Papa adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu. Papa akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat “putri kecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang”
Sampai saat seorang teman Lelakimu datang ke rumah dan meminta izin pada Papa untuk mengambilmu darinya. Papa akan sangat berhati-hati memberikan izin..Karena Papa tahu…..Bahwa lelaki itulah yang akan menggantikan posisinya nanti…
Dan akhirnya….Saat Papa melihatmu duduk di Panggung Pelaminan bersama seseorang Lelaki yang di anggapnya pantas menggantikannya, Papa pun tersenyum bahagia…. Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu Papa pergi kebelakang panggung sebentar, dan menangis? Papa menangis karena papa sangat Bahagia!
Kemudian Papa berdoa….Dalam lirih doanya kepada Tuhan, Papa berkata: “Ya Allah tugasku telah selesai dengan baik….Putri kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi wanita yang cantik….Bahagiakanlah ia bersama suaminya….”
Setelah itu Papa hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk…
Dengan rambut yang telah dan semakin memutih….
Dan badan serta lengan yang tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya….
Papa telah menyelesaikan tugasnya….
Papa, Ayah, Bapak, atau Abah kita…Adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat…
Bahkan ketika dia tidak kuat untuk tidak menangis…Dia harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu…
Dan dia adalah yang orang pertama yang selalu yakin bahwa “KAMU BISA” dalam segala hal apapun.:’)
Tersenyum dan bersyukurlah ketika kamu bisa merasakan kasih sayang seorang Ayah hingga tugasnya selesai….
Jika kamu mengalaminya, Kamu adalah salah satu orang yang beruntung...

Do It Before Tomorrow Comes

If you’re mad with someone,and nobody’s there to fix the situation…You fix it .
Maybe today, that person still wants to be your friend .
And if u don’t, tomorrow can be too late .

If you’re in love with somebody ,but that person doesn’t know… tell her/him.
Maybe today, that person is also in love with you .
And if you don’t say it,tomorrow can be too late .

If you really want to kiss somebody… kiss her/him.
Maybe that person wants a kiss from you, too .
And if you don’t kiss her/him today, tomorrow can be too late .

If you still love a person that you think has forgotten you… tell her/him.
Maybe that person have always loved you.
And if you don’t tell her/him today , tomorrow can be too late.

If you need a hug of someone…ask her/him for it.
Maybe they need it more than you do.
And if you don’t ask for it today, tomorrow can be too late.

If you really have friends who you appreciate… tell them.
Maybe they appreciate you as well.
That if you don’t and they leave or go far away today , tomorrow can be too late.

If you love your parents, and never had the chance to show them…do it .
Maybe you have them there to show them how you feel.
That if you don’t and they leave today , then tomorrow can be too late.

Berhentilah Mengeluh…

Coba renungkan penyampaian ini sebelum Anda mulai mengeluhkan berbagai hal yang terjadi dalam hidup Anda…
01]. Hari ini sebelum Anda mengatakan kata-kata yang tidak baik,
Pikirkan tentang seseorang yang tidak dapat berbicara sama sekali
02]. Sebelum Anda mengeluh tentang rasa dari makanan yang Anda santap,
Pikirkan tentang seseorang yang tidak punya apapun untuk dimakan.
03]. Sebelum Anda mengeluh tidak punya apa-apa
Pikirkan tentang seseorang yang meminta-minta di jalanan.
04]. Sebelum Anda mengeluh bahwa Anda buruk,
Pikirkan tentang seseorang yang berada pada tingkat yang terburuk di dalam hidupnya.
05]. Sebelum Anda mengeluh tentang suami atau istri Anda,
Pikirkan tentang seseorang yang memohon kepada Tuhan untuk diberikan teman hidup.
06]. Hari ini sebelum Anda mengeluh tentang hidup Anda,
Pikirkan tentang seseorang yang meninggal terlalu cepat.
07]. Sebelum Anda mengeluh tentang anak-anak Anda
Pikirkan tentang seseorang yang sangat ingin mempunyai anak tetapi dirinya mandul.
08]. Sebelum Anda mengeluh tentang rumah Anda yang kotor karena pembantu tidak mengerjakan tugasnya, Pikirkan tentang orang-orang yang tinggal dijalanan.
09]. Sebelum Anda mengeluh tentang jauhnya Anda telah menyetir,
Pikirkan tentang seseorang yang menempuh jarak yang sama dengan berjalan.
10]. Dan di saat Anda lelah dan mengeluh tentang pekerjaan Anda,
Pikirkan tentang pengangguran,orang-orang cacat yang berharap mereka mempunyai pekerjaan seperti anda.
11]. Sebelum Anda menunjukkan jari dan menyalahkan orang lain,
ingatlah bahwa tidak ada seorangpun yang tidak berdosa,,,
12]. Kita semua menjawab kepada Sang Pencipta
Dan ketika Anda sedang bersedih dan hidupmu dalam kesusahan, tersenyum dan berterima kasihlah kepada Tuhan bahwa Anda masih hidup !
a. Life is a gift
b. Live it…
c. Enjoy it…
d. Celebrate it…
e. And fulfill it.
13]. Cintai orang lain dengan perkataan dan perbuatanmu
14]. Cinta diciptakan tidak untuk disimpan atau disembunyikan
15]. Anda tidak mencintai seseorang karena dia cantik atau tampan,
Mereka cantik/tampan karena Anda mencintainya,,,
16]. It’s true you don’t know what you’ve got until it’s gone,
but it’s also true You don’t know what you’ve been missing until it arrives!!!
Jadi……..berhentilah mengeluh, hadapilah manis pahitnya hidup dengan bersyukur terhadap semua yang telah Tuhan berikan….

IF TOMORROW STARTS WITHOUT ME

If tomorrow starts without me,
And I’m not there to see,
If the sun should rise and find your eyes
All filled with tears for me;
I wish so much you wouldn’t cry
The way you did today,
While thinking of the many things,
We didn’t get to say.
I know how much you love me,
As much as I love you,
And each time that you think of me,
I know you’ll miss me too;
But when tomorrow starts without me,
Please try to understand,
That an angel came and called my name,
And took me by the hand,
And said my place was ready,
In heaven far above,
And that I’d have to leave behind
All those I dearly love.
But as I turned to walk away,
A tear fell from my eye,
For all my life, I’d always thought,
I didn’t want to die.
I had so much to live for,
So much left yet to do,
It seemed almost impossible,
That I was leaving you.
I thought of all the yesterdays,
The good ones and the bad,
I thought of all that we shared,
And all the fun we had.
If I could relive yesterday,
Just even for a while,
I’d say good-bye and kiss you
And maybe see you smile.
But then I fully realized,
That this could never be,
For emptiness and memories,
Would take the place of me.
And when I thought of worldly things,
I might miss some tomorrow,
I thought of you, and when I did,
My heart was filled with sorrow.
But when I walked through heaven’s gates,
I felt so much at home.
When God looked down and smiled at me,
From His great golden throne,
He said, “This is eternity,
And all I’ve promised you.”
Today your life on earth is past,
But here life starts anew.
I promise no tomorrow,
But today will always last,
And since each day is the same way,
There’s no longing for the past.
So when tomorrow starts without me,
Don’t think we’re far apart,
For every time you think of me,
I’m right here, in your heart “